Sabtu, 24 Maret 2012

ALAT REPRODUKSI WANITA

Alat reproduksi wanita terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul.
Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus - hipothalamus - hipofisis - adrenal - ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.

GENITALIA EKSTERNA


Vulva

Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia
minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut
pubis.
Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena.
Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas
labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.Homolog embriologik dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani,
m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra).
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan
mencegah ruptur.

GENITALIA INTERNA




Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi
dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus danserviks uteri.
Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah
serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid
Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar kedalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar denganfleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita

Ligamen penyangga uterus
  • Ligamentum latum uteri,
  • Ligamentum rotundum uteri, 
  • Ligamentum cardinale, 
  • Ligamentum ovarii, 
  • Ligamentum sacrouterina propium,
  • Ligamentum infundibulopelvicum, 
  • Ligamentum vesicouterina, 
  • Ligamentum rectouterina.
Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.

Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel
bersilia.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar).
  • Pars isthmica (proksimal/isthmus)
          Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.
  • Pars ampularis (medial/ampula)
          Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerahampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik
           (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
  • Pars infundibulum (distal)
         Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan         permukaan    ovarium. Fimbriae berfungsi "menangkap"ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan    ovarium,dan membawanya ke dalam tuba.

Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnyamesenterium pada usus).

Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium,sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae "menangkap" ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium.Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.

ORGAN REPRODUKSI / ORGAN SEKSUAL EKSTRAGONADALPayudara
Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu
dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting.
Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pascapersalinan.
Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexuallyresponsive organ.

Kulit
Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam.Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit epidermal kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual (androstenol dan androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar
liur). Pheromone ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan liur.

Selasa, 20 Maret 2012

Manajemen Kebidanan

Manajemen Kebidanan menurut Helen Varney (1997)
Varney (1997) menjelaskan proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun 1970 an.

LANGKAH 1. PENGUMPULAN DATA DASAR
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien lengkap, yaitu
1.            Riwayat kesehatan
2.            Pemeriksaan fisik sesuai kebutuhannya
3.            Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
4.            Meninjau data laboratorium

LANGKAH 2. INTERPERETASI DATA DASAR
Pada langkah ini dilakukan identifikasi diagnosis, kebutuhan dan masalah klien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar data-data yang telah dikumpulkan
1.            Diagnosis Kebidanan yaitu diagnosis yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama) diagnosis kebidanan.
Syarat Standar nomenklatur kebidanan:
a.       Diakui dan dsyahkan oleh profesi
b.      Berhubungan langsung dengan praktis kebidanan
c.       Memiliki ciri khas kebidanan
d.      Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan
e.       Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
.
    2.  Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis
Contoh Rumusan masalah:
Masalah
Dasar
Wanita hamil trimester III merasa cemas
Wanita mengatakan takut menghadapi persalinannya
3.     Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam diagnose dan maslah yang didapatkan dengan melakukan analisa data.
Kebutuhan
Dasar
Wanita hamil memiliki hewan peliharaan
Kebutuhan :
Penyuluhan bahaya binatang terhadap kehamilan
Pemeriksaan TORCH
Ibu mengatakan seluruh keluarga menyayangi binatang

LANGKAH III . IDENTIFIKASI DIAGNOSIS ATAU MASALAH POTENSIAL
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman. Bila diagnosa potensial tidak muncul maka tindakan antisipasi tidak kaan muncul
Contoh :
Seorang wanita dengan pembesaran uterus yang berlebihan. Bidan harus mempertimbangkan kemungkinan penyebab pembesaran uterus yang berlebihan tersebut, misalnya:
· Besar dari masa kehamilan
· Ibu dengan diabetes kehamilan, atau
· Kehamilan kembar
Kemudian dia harus mengantisipasi, melakukan perencanaan untuk mengatasinya dan bersiap-siap terhadap kemungkinan tiba-tiba terjadi perdarahan postpartum yang disebabkan oleh atonia uteri karena pembesaran uterus yang berlebihan.
Pada persalinan dengan bayi besar, bidan sebaiknya mengantisipasi dan bersiap-siap terhadap kemungkinan terjadinya distosia bahu dan juga kebutuhan untuk resusitasi. Bidan juga sebaiknya waspada terhadap kemungkinan wanita menderita infeksi saluran kencing yang menyebabkan tingginya kemungkinan terjadinya peningkatan partus premature atau bayi kecil.
Persiapan yang sederhana adalah dengan bertanya dan mengkaji riwayat kehamilan pada setiap kunjungan ulang, pemeriksaan laboratorium terhadap simptomatik terhadap bakteri dan segera memberi pengobatan jika infeksi saluran kencing terjadi.
Bidan dituntut mampu mengantisipasi masalah potensial. Tidak hanya merumuskan maslah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah potensial tidak terjadi.

LANGKAH IV. PENETAPAN KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan, terus-menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir, distosia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainnya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari pre-eklampsia, kelainan panggul, adanya penyakit jantung, diabetes atau masalah medik yang serius, bidan perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen asuhan klien.

LANGKAH V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah dididentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial-ekonomi, kultural atau masalah psikologis.
Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
 keputusan yang dikembangkan dalam asuhan yang menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengethuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien.
Rasional berarti tidak berdasarkan asumsi, tetapi sesuai dengan keadaan klien dan pengetahuan teori yang benar dan memadai atau berdasarkan suatu data dasar yang lengkap, dan bisa dianggap valid sehingga menghasilkan asuhan klien yang lengkap dan tidak berbahaya.

LANGKAH VI : MELAKSANAKAN PERENCANAAN

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bias dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. (misalnya: memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter, untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.
Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.

LANGKAH VII : EVALUASI

Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaiman atelah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.
Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kontinum, maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen pada umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis. Karena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah yang terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja.

Daftar Diagnose Nomenklatur Kebidanan

 
1. Persalinan Normal
2. Partus Normal
3. Syok
4. DJJ tidak normal
5. Abortus
6. Solusio Placentae
7. Akut Pyelonephritis
8. Amnionitis
9. Anemia Berat
10. Apendiksitis
11. Atonia Uteri
12. Infeksi Mammae
13. Pembengkakan Mamae
14. Presentasi Bokong
15. Asma Bronchiale
16. Presentasi Dagu
17. Disproporsi Sevalo Pelvik
18. Hipertensi Kronik
19. Koagilopati
20. Presentasi Ganda
21. Cystitis
22. Eklampsia
23. Kelainan Ektopik
24. Ensephalitis
25. Epilepsi
26. Hidramnion
27. Presentasi Muka
28. Persalinan Semu
29. Kematian Janin
30. Hemorargik Antepartum
31. Hemorargik Postpartum
32. Gagal Jantung
33. Inertia Uteri
34. Infeksi Luka
35. Inversio Uteri
36. Bayi Besar
37. Malaria Berat Dengan Komplikasi
38. Malaria Ringan Dengan Komplikasi
39. Mekonium
40. Meningitis
41. Metritis
42. Migrain
43. Kehamilan Mola
44. Kehamilan Ganda
45. Partus Macet
46. Posisi Occiput Posterior
47. Posisi Occiput Melintang
48. Kista Ovarium
49. Abses Pelvix
50. Peritonitis
51. Placenta Previa
52. Pneumonia
53. Pre-Eklampsia Ringan/Berat
54. Hipertensi Karena Kehamilan
55. Ketuban Pecah Dini
56. Partus Prematurus
57. Prolapsus Tali Pusat
58. Partus Fase Laten LAma
59. Partus Kala II Lama
60. Sisa Plasenta
61. Retensio Plasenta
62. Ruptura Uteri
63. Bekas Luka Uteri
64. Presentase Bahu
65. Distosia Bahu
66. Robekan Serviks dan Vagina
67. Tetanus
68. Letak Lintang

Rabu, 07 Maret 2012

TANDA-TANDA KEHAMILAN

A. Lamanya Kehamilan

Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam tiga bagian yaitu:
1.      Kehamilan triwulan pertama (antara 0 – 12 minggu)
2.      Kehamilan triwulan kedua (antara 12 – 28 minggu)
3.      Kehamilan triwulan ketiga (antara 28 – 40 minggu)

B. Tanda dan Gejala Kehamilan

1.      Tanda-tanda preasumtif (Dugaan)
a. Amenore (terlambat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhirnya supaya dapat ditaksir tuanya kehamilan dan taksiran tanggal persalinan, dengan memakai rumus NEAGLE: HT – 3 (bulan + 7).
b. Mual dan muntah (nausea dan emesis)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan sampai akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut “morning sickness”. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologis, tetapi terlampau sering mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut “Hiper emesis Gravidarum”.
c. Mengidam (ingin makanan khusus)
Sering terjadi pada bulan pertama akan tetapi hilang dengan semakin tuanya kehamilan.
d. Tidak tahan terhadap bau-bauan
e. Pingsan
Sering dijumpai pada/bila berada di tempat-tempat ramai.
f. Mamae menjadi tegang dan besar
Pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mamae. Kelenjar Montgomery tampak lebih jelas.
g. Anoreksia
Hanya berlangsung pada triwulan pertama setelah itu timbul lagi nafsu makannya.
h. Sering kencing
Karena pada kandung kencing saat bulan-bulan pertama tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada akhir triwulan ketiga, gejala ini timbul lagi karena kepala janin menekan kandung kemih.
i. Obstipasi
Karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.
j. Pigmentasi kulit
Pengaruh hormon kortikostroid plasenta yang merangsang nelanofor dan kulit. Dijumpai pada muka (chlosma gravidarum) areola mamae menjadi lebih hitam, leher dan dinding perut (linea nigra = grisea).
k. Epulis
Hipertropi papilla ginggigivae
l. Varises
Terdapat pada kaki, betis, vulva biasanya dijumpai pada triwulan terakhir
 

2.      Tanda-tanda kemungkinan hamil

Tanda-tanda mungkin dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
o       Tanda objektif yang diperoleh oleh pemeriksa.
o       Tanda subjektif yang dirasakan oleh ibu.
Tanda-tanda mungkin hamil:
a. Pembesaran, perubahan bentuk dan konsistensi rahim.
1)      Pemeriksaan dalam diraba bahwa uterus membesar dan makin lama makin bundar bentuknya.
2)      Tanda piscazek, uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas.
3)      Konsistensi rahim menjadi lebih lunak terutama daerah isthmus uteri yang disebut “tanda Hegar”.
b. Perubahan pada serviks.
1)      Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, seperti ujung hidung.
2)      Dalam kehamilan serviks menjadi lunak, seperti bibir atau ujung bawah daun telinga.
c. Kontraksi Braxton hicks.
Waktu palpasi uterus yang lunak menjadi keras karena berkontraksi
d. Balotemen.
1)      Dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun dengan jari yang melakukan pemeriksaan dalam.
2)      Pada bulan keempat dan kelima janin itu kecil dibandingkan dengan banyaknya air ketuban maka kalau rahim didorong dengan sekonyong-konyong atau di goyang maka anak akan melenting ke dalam rahim.
e. Meraba bagian anak.
1)      Dapat dilakukan bila anak sudah besar.
2)      Kadang-kadang tumor yang padat seperti myoma, fibroma, dapat menyerupai bentuk anak.
f. Pemeriksaan biologis.
g. Pembesaran perut.
Setelah bulan ketiga, rahim dapat diraba dari luar dan mulai pembesaran perut.
h. Tanda Chadwick.
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.

3. Tanda-tanda pasti hamil

a. Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa/ diraba juga bagian janin.
b. Denyut jantung janin:
1)      Didengar dengan stetoskop – monorae leanec.
2)      Dicetak dan didengar alat Doppler.
3)      Dicetak dengan alat /foto – elektro kardiogram.
4)      Dilihat dengan USG.
c. Kelihatan tulang-tulang janin dalam foto Roentgen

C. Diferensial Diagnosa Kehamilan

Suatu kehamilan harus dibedakan dengan keadaan / penyakit yang dalam pemeriksaan meragukan:
  1. Hamil palsu (pseudocysis)
Terdapat aminorhe, perut membesar, tetapi tanda-tanda kehamilan yang lain dan reaksi kehamilan negatif.
2.      Mioma uteri
Perut membesar dan rahim membesar, namun pada perabaan rahim terasa padat dan berbenjol-benjol, tanda kehamilan negatif dan tidak dijumpai tanda-anda kehamilan lainnya.
  1. Kistoma uteri
Mungkin ada aminorhe, perut membesar tetapi uterusnya sebesar biasa.
  1. Vesika urinaria dengan retensi urine
Uterus sendiri perbesarannya biasa, tanda kehamilan dan reaksi kehamilan negatif.
  1. HematometraUterus membesar karena tensi darah disebabkan stenosis vagina atau serviks.


KONSEP KEBIDANAN


DEFINISI BIDAN menurut ICM 2005
       Seseorang yg telah mengikuti prog pendidikan bidan yg diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tsb, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki ijin yg sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan 
      Bidan diakui sbg tenaga kerja profesional yg bertg jwb & akuntabel, yg bekerja sbg mitra perempuan u/ memberikan dukungan, asuhan & nasehat selama masa hamil, masa persalinan & masa nifas, memimpin persalinan atas tg jwb sendiri & memberikan asuhan kpd bayi baru lahir & bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi, persalinan normal, deteksi komplikasi pd ibu & anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yg ssi, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.       n  
      Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling & pendidikan kesehatan, tidak hanya kpd perempuan, tetapi juga kpd keluarga & masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan mjd orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan , kesehatan reproduksi dan asuhan anak
n     Bidan dpt praktik di berbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, RS, klinik atau unit kesehatan lainnya. 
DEFINISI BIDAN MENURUT IBI 2007
n       Seorang perempuan yg lulus dari pendidikan bidan yg diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi u/ diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi u/ menjalankan praktik kebidanan
FALSAFAH KEBIDANAN
  • nKeyakinan ttg kehamilan dan persalinan. Hamil & bersalin mrp suatu proses alamiah dan bukan penyakit.
  • nKeyakinan ttg perempuan. Setiap perempuan adalah pribadi yg unik, mempunyai hak, kebutuhan, keinginan masing-masing. Oleh sebab itu perempuan harus berpartisipasi aktif dalam setiap asuhan yg diterimanya.
  • nKeyakinan fungsi profesi dan manfaatnya. Fungsi utama profesi bidan adalah mengupayakan kesejahteraan ibu & bayinya, proses fisiologis harus dihargai, didukung & dipertahankan. Bila timbul penyulit dpt menggunakan teknologi tepat guna & rujukan yg efektif, u/ memastikan kesejahteraan perempuan & janin/ bayinya.
  • nKeyakinan ttg perempuan & membuat keputusan. Perempuan hrs diberdayakan u/ mengambil keputusan ttg kesehatan diri & keluarganya mll komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dan konseling. Pengambilan keputusan mrp tg jwb bersama antara perempuan, keluarga dan pemberi asuhan.
  • nKeyakinan tentang tujuan Asuhan. Tujuan utama asuhan kebidanan u/ menyelamatkan ibu dan bayi (me< kesakitan & kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada : pencegahan, promosi kesehatan yg bersifat holistik, diberikan dg cara yg kreatif & fleksibel, suportif, peduli ; bimbingan, monitor & pendidikan berpusat pd perempuan; asuhan berkesinambungan, sesuai dg keinginan & tidak otoriter serta menghormati pilihan perempuan
  • nKeyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan. Praktik kebidanan dilakukan dg menempatkan perempuan sbg partner dg pemahaman holostik thd perempuan sbg satu kesatuan fisik, psikis, emosional, sosial, budaya, spiritual serta pengalaman reproduksinya. Bidan memiliki otonomi penuh dalam praktiknya yg berkolaborasi dg tim kesehatan lainnya.
  • nSebagai profesi bidan mempunyai pandangan hidup Pancasila. Seorang bidan menganut filosofi yg mempunyai keyakinan di dalam dirinya bhw semua manusia adalah mahluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yg unik, mrp satu kesatuan jasmani dan rohani yg utuh dan tidak ada individu yg sama.
  • nBidan berkeyakinan bhw setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yg aman dan memuaskan ssi dg kebutuhan dan perbedaan kebudayaan. Setiap individu berhak menentukan nasib sendiri dan mendapatkan informasi yg cukup dan untuk berperan disegala aspek pemeliharaan kesehatannya.
  • nSetiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat. Untuk itu maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yg berkualitas.
  • nPengalaman melahirkan anak mrp tugas perkembangan keluarga, yg membutuhkan persiapan sampai anak menginjak masa-masa remaja.
  • nKeluarga-keluarga yg berada di suatu wilayah/daerah membentuk masyarakat kumpulan dan masyarakat Indonesia di dalam satu kesatuan bangsa Indonesia. Manusia terbentuk karena adanya interaksi antara manusia dan budaya dalam lingkungan yg bersifat dinamis, mempunyai tujuan dan nilai-nilai yg terorganisir.
 
Kebidanan (Midwifery)

       Merupakan ilmu yg terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu (multi disiplin) yg terkait dg yan kebid, meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu perilaku, ilmu sosial budaya, ilmu kes masy & ilmu manajemen u/ dpt memberikan yan kpd ibu dlm masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir 
 
Tinjauan keilmuan kebidanan
  • nPendekatan Ontologis (Realitas; metafisik), diperlukan verifikasi dalam proses penemuan & penyusunan pernyataan yg bersifat benar scr ilmiah.
  • nPendekatan epistemologis, tercermin secara operasional dalam metoda ilmiah; Metoda ilmiah mrp cara ilmu menyusun tubuh pengetahuannya (berdasar : logica – hypotetico – verifikatif (deducto) – hypotetico – verifikatif)
  • nPendekatan Aksiologis, menyangkut nilai-nilai yg berkaitan dg pengetahuan ilmiah baik secara internal, eksternal maupun sosial.
  • Internal = wujud & kegiatan ilmiah dlm memperoleh pengetahuan tanpa mengesampingkan fitrah manusia
  • Eksternal = nilai-nilai yg menyangkut penggunaan pengetahuan ilmiah
  • Sosial = menyangkut pandangan masy. Yg menilai keberadaan suatu pengetahuan & profesi ttt.
  • nObjek Forma disiplin ilmu kebidanan : Mempertahankan kesehatan status kesehatan reproduksi termasuk kesejahteraan wanita sejak lahir sampai masa tuanya (late menopause) termasuk berbagai implikasi dalam siklus kehidupannya.
  • nObjek Materia : janin, bayi baru lahir, Balita, dan wanita secara utuh/holistik dalam siklus kehidupannya (kanak-kanak, pra remaja, remaja, dewasa muda, dewasa, lansia dini, lansia lanjut) yg berfokus pd kespro.
BODY OF MIDWIFERY KNOWLEDGE
  • nIlmu dasar (anatomi, psikologi, mikrobiologi, parasitologi, fisika, Biokimia)
  • nIlmu sosial (Kewarganegaraan, bahasa, sosiologi, antropologi, administrasi, komunikasi, humaniora)
  • nIlmu terapan (kedokteran, farmakologi, epidemiologi, statistik, KDPK, gizi, hukum kesehatan, metode riset, kesehatan masyarakat
  • nIlmu kebidanan
PELAYANAN KEBIDANAN
       Bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yg diberikan oleh bidan yg telah terdaftar (teregister) yg dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.
  • Seluruh tugas yg mjd tg jwb praktik profesi bidan dalam sistem yan kes yg bertu/ meningkatkan kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat
  •     Pelayanan kebidanan dapat dibedakan mjd yan kebid primer, kolaborasi dan rujukan.”
Implementasi dari atau ilmu kebidanan oleh bidan yang bersifat otonom kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya, didasari etika dan kode etik bidan.
“ Penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan yan/asuhan kebidanan kpd klien dg pendekatan manajemen kebidanan”.
Penerapan fungsi & kegiatan yg mjd tg jwb dlm memberikan yan kpd klien yg mempunyai kebutuhan/masalah dlm bidang kesehatan ibu masa hamil, persalinan, nifas, bayi baru lahir & keluarga berencana.
MANAJEMEN KEBIDANAN
Pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.